You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Logo Desa Tegal Mengkeb
Logo Desa Tegal Mengkeb
Tegal Mengkeb

Kec. Selemadeg Timur, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Secara singkat mengenai sejarah Desa Tegalmengkeb, secara tertulis hingga kini belum diketemukan, namun dari pihak yang dapat dipercaya, dapatlah ditulis secara singkat Sejarah Desa Tegalmengkeb seperti dibawah ini. Konon jaman dahulu berawal dari berpindahnya Pasek Toh Jiwa ke Tangguntiti sebagai akibat dari pertentangan antara Pasek Buduk dengan Raja Mengwi. Setelah Pasek Buduk bertempat tinggal di Tangguntiti, sebagai warganya berpindah kesebuah tempat ( Lokasi O yang agak lebih jauh, sehingga sulit dijangkau dari Kerajaan Mengwi . Lalu perjalanan menuju ke arah Barat, akhirnya sampai di suatu tempat. Dimana tempat / Lokasi tersebut ditemukan ladang yang cukup luas tetapi tidak terlihat dari kejauhan ( sembunyi ), maka disebutlah lokasi/tempat tersebut Ladang sembunyi / dengan kata lain Tegalmengkeb sebagai perwujudan ketidakpuasan dan tidak mau menyerah kepada Raja Mengwi. Semenjak terjadinya perubahan sistem Jaman Pemerintahan yaitu ada Pemerintah Dinas tetapi Desa Adat diakui agar tidak mempersulit jalannya Pemerintah, maka Desa Tegalmengkeb dibagi menjadi 9 ( sembilan ) Banjar Dinas yaitu : Banjar Dinas Kelecung Kelod Banjar Dinas Kelecung Kaja Banjar Dinas Alas Banjar Dinas Munduk Ulan Banjar Dinas Branjingan Banjar Dinas Bongan Banjar Dinas Tegalmengkeb Kaja Banjar Dinas Tegalmengkeb Tengah Banjar Dinas Tegalmengkeb Kelod Untuk lebih jelasnya kami cantumkan data Geografis Desa Tegalmengkeb AKAH PANGKUNG Disepanjang pangkung tersebut bergelayungan banyak akar sehingga disebut Pangkung Akah BANJAR DINAS ALAS Wilayah ini kecil yang sebagian besar dipenuhi oleh kayu-kayu sehingga dari jauh nampaknya seperti hutan sama dengan Alas. BANJAR DINAS BONGAN Sebagian besar penduduknya adalah berasal dari Bongan Tabanan, untuk mengingat tempat Dusun ini disebut Banjar Bongan. BANJAR DINAS BRANJINGAN Semasih Jaman Kerajaan dulu, sawah-sawah milik masyarakat banyak dihaturkan ke Puri karena ketidakmampuan masyarakat dalam ekonomi yang disebut Manjing ( Masuk ) sehingga daerah ini disebut Branjingan. KALIMOKO Kalimoko ini adalah nama kayu dan kayu ini banyak tumbuh dekat sungai ( Tibu ) sehingga Tibu ini disebut Kalimoko. KELECUNG Ditempat ini dulunya banyak ditumbuhi pohon yang langka yang sama sekali tidak tumbuh di Banjar lain, yaitu Pohon Kelecung, maka untuk lebih mengingatkan tempat ini maka Banjar ini disebut Banjar Kelecung. MUNDUK ULAN Munduk adalah tempat yang tinggi dan ulun berarti Suci, Jadi Munduk Ulan berarti tempat yang suci. PANGKUNG NYUKEH Nyukeh sama dengan Bahasa Bali Sukeh ( sukar ). Pangkung ini sukar dilalui sehingga disebut Pangkung Nyukeh. PANGKUNG ENJUNG Enjung sama dengan daerah yang menjorok ke Laut dan disana dibuat tempat mengail yang disebut Panggung. Jadi Panggung ini lazim disebut Enjung Panggung. TEGAL MENGKEB DESA Tegalmengkeb Desa merupakan sebuah wilayah desa dimana wilayah ini meliputi wilayah-wilayah Dusun Tegalmengkeb Kaja, Tegalmengkeb Tengah, Tegalmengkeb Kelod, Kelecung, Kelecung Kaja, Munduk Ulan, Branjingan, Bongan, dan Alas yang terdiri dari 9 ( sembilan ) Dusu dan 5 ( lima ) Desa Pakraman. TEGALMENGKEB KAJA Tegalmengkeb sama dengan daratan mengkeb/tersembunyi. Tegalmengkeb berarti tempat persembunyian orang-orang Buduk yang tidak mau menyerah dengan Raja Mengwi akhirnya lari ke Tegalmengkeb pada Jaman dahulu. TEGALMENGKEB TENGAH Pembagian wilayah pegangan Adat / Dusun yang terletak diantara Dusun Tegalmengkeb Kaja dan Tegalmengkeb Kelod. TEGALMENGKEB KELOD Pembagian wilayah pegangan Adat/Dinas Tegalmengkeb bagian selatan/Kelod ( Bahasa Bali ) KELECUNG KAJA Pemekaran dari wilayah pegangan Banjar Dinas Kelecung. YEH MATAN MUARA Pertemuan Sungai Matan dengan Laut Selatan. Sejarah Desa Tegalmengkeb

3 Desa Wisata di Tabanan Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia

Administrator 30 Agustus 2022 Dibaca 661 Kali

TABANAN, NusaBali
Tiga desa di Kabupaten Tabanan meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2021. Desa ini lolos setelah memenuhi kategori desa wisata dan kelengkapan data melalui website www.jadesta.com.

Tiga desa dimaksud, Desa Wisata Pinge di Desa Tua, Kecamatan Marga, Desa Wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, dan Desa Wisata Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur. Sekda Tabanan Gede Susila menjelaskan, tiga desa wisata di Tabanan yang lolos ADWI ini sudah diumumkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Rabu (18/8) lalu. Tiga desa wisata ini lolos bersama 300 desa wisata seluruh Indonesia. Desa wisata yang ikut anugerah ini, 1.831 desa wisata seluruh Indonesia. “Desa wisata di Tabanan ikut lolos 300 besar ADWI,” jelasnya, Kamis (19/8).
 
Menurutnya, kategori penilaian anugerah desa wisata hingga Tabanan masuk 300 besar ADWI, salah satunya berkat mengembangkan sejumlah inovasi di kawasan tersebut. Apalagi dari segi wisata budaya dan wisata pertanian bagus sehingga tiga desa ini mendapat nominasi.  “Tabanan hanya mengajukan tiga desa wisata, ketiganya masuk nominasi,” kata Sekda Susila.

Perbekel Desa Tegal Mengkeb I Dewa Made Widarma mengatakan, anugerah ini adalah kado istimewa sejak pertama kali Desa Wisata Tegal Mengkeb sandang status desa wisata i tahun 2020. Desa wisata ini didukung Badan Pengelola Pariwisata dengan ide-ide memajukan desa dengan potensi yang dimilikinya. Seperti keberadaan Pantai Kelecung dan lahan pertanian.

Menurutnya, sebelum masuk ADWI enam bulan lalu, tim pusat sempat turun mengecek kawasan desa wisata ini. Badan pengelola dan Pokdarwis mendampingi. Kata Dewa Widarma, penataan Desa Wisata Tegal Mengkeb dimulai tahun 2013, usai pembentukan badan pengelola pariwisata dan Pokdarwis tahun 2007. Tahun 2020, ditetapkan menjadi desa wisata dengan potensi Pantai Kelecung dan lahan pertanian. "Di Pantai Kelecung, kami punya konservasi penyu (pelestarian tukik) dan disana penataan dibagi tiga zona yakni Timur, Tengah dan Barat. Timur difokuskan untuk konservasi penyu, tengah untuk tempat wisata, dan Barat untuk tempat rekreasi seperti danau, tempat meditasi dan kemah,” jelasnya.

Dalam menjaga sektor pertanian, lima desa adat membentengi dengan perarem agar tidak terjadi alih fungsi lahan hingga menggeser nilai pariwisata. ‘’Kami sudah berembuk dengan desa adat, tidak boleh ada lahan pertanian untuk pengembangan perumahan," tandas Made Widarma.*des.

 

Bagikan Artikel Ini
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2025 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp 1.855.107.296,37 Rp 2.265.798.900,00
81.87%
Belanja
Rp 1.608.488.055,00 Rp 2.156.193.131,54
74.6%
Pembiayaan
Rp -109.605.768,46 Rp -109.605.768,46
100%

APBDes 2025 Pendapatan

Lain-Lain Pendapatan Asli Desa
Rp 0,00 Rp 2.560.400,00
0%
Dana Desa
Rp 822.156.000,00 Rp 822.156.000,00
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp 126.912.000,00 Rp 274.876.000,00
46.17%
Alokasi Dana Desa
Rp 646.280.000,00 Rp 775.542.000,00
83.33%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp 118.500.000,00 Rp 138.000.000,00
85.87%
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota
Rp 139.350.000,00 Rp 180.187.500,00
77.34%
Bunga Bank
Rp 1.909.296,37 Rp 1.440.000,00
132.59%
Lain-Lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp 0,00 Rp 71.037.000,00
0%

APBDes 2025 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp 867.623.055,00 Rp 1.202.309.459,39
72.16%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp 556.236.500,00 Rp 657.562.672,15
84.59%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Rp 142.578.500,00 Rp 218.221.000,00
65.34%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Rp 36.050.000,00 Rp 71.500.000,00
50.42%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp 6.000.000,00 Rp 6.600.000,00
90.91%